Daftar Pekerjaan Ini Pernah Top, Kini Punah Ditelan Zaman

BentengNews.com - Zaman terus berubah, begitu pula dengan dunia kerja. Ada banyak profesi yang dulunya cukup penting dan bergaji besar dan sangat diminati, kini menghilang satu per satu, tergantikan oleh teknologi dan kebiasaan baru. 

Profesi-profesi ini pernah top dan menjadi impian banyak orang, dihormati, bahkan dijadikan simbol status sosial. Namun seiring kemajuan zaman, peran mereka perlahan tak lagi relevan. 

Beberapa hilang karena otomatisasi, sebagian lagi karena perubahan gaya hidup digital, dan ada pula yang tak mampu beradaptasi dengan kebutuhan modern. 

Ironisnya, banyak dari pekerjaan ini yang dulu diperebutkan karena menjanjikan penghasilan besar dan stabilitas karier. Kini, mereka hanya tersisa dalam ingatan, dokumentasi, atau cerita-cerita nostalgia. 

Berikut adalah daftar pekerjaan bergaji besar yang kini punah atau sangat langka:

1. Juru Tik Mesin Ketik

Dulu, hampir setiap kantor memiliki juru tik profesional. Mereka adalah orang-orang terampil yang mampu mengetik cepat dan rapi di atas mesin tik manual, sebuah keahlian yang sangat dihargai pada masanya. 

Pekerjaan ini bukan sekadar mengetik juru tik juga harus memahami format surat resmi, ejaan baku, hingga cara merapikan dokumen agar siap cetak.

Profesi ini sangat dibutuhkan di kantor pemerintah, perusahaan swasta, hingga firma hukum. Tidak sedikit juru tik yang dibayar tinggi karena kecepatan dan ketepatannya. 

Bahkan, ada sekolah-sekolah khusus yang menawarkan pelatihan menjadi juru tik andal, lengkap dengan sertifikasi.

Namun, seiring masuknya komputer pribadi, perangkat lunak pengolah kata seperti Microsoft Word, dan mesin cetak modern, kebutuhan akan juru tik mulai menyusut. 

2. Tukang Foto Keliling

Sebelum era ponsel pintar dan kamera digital, tukang foto keliling jadi langganan tetap di taman kota, tempat wisata, hingga acara keluarga. 

Dengan kamera besar menggantung di leher dan tas berisi rol film, mereka menawarkan jasa memotret momen spesial secara langsung. 

Tak jarang, mereka punya sudut favorit dengan latar belakang menarik yang sudah siap digunakan pelanggan.

Dalam sehari, tukang foto keliling bisa mendapatkan penghasilan cukup besar, terutama saat akhir pekan atau musim liburan. 

Banyak dari mereka yang punya langganan tetap, dan hasil fotonya dipajang bangga di ruang tamu rumah-rumah masyarakat.

Namun, kehadiran kamera digital dan ponsel berkamera mulai menggeser posisi mereka. Apalagi dengan teknologi filter dan edit instan, orang tak lagi membutuhkan jasa foto keliling untuk mengabadikan momen. 

Baca: Ingin Jadi Nasabah Prioritas di 4 Bank Pemerintah? Ini Syarat dan Keuntungannya

3. Operator Telepon Manual

Di masa lalu, operator telepon manual menjadi penghubung penting antarjaringan komunikasi. 

Mereka duduk di ruang pusat sambungan, menghubungkan panggilan dengan mencolokkan kabel-kabel besar ke papan koneksi proses yang kini terdengar kuno, tapi dulu merupakan teknologi tercanggih.

Profesi ini didominasi oleh perempuan muda yang terlatih untuk berbicara sopan, cepat, dan efisien. Mereka harus hafal kode wilayah, cepat menangani permintaan sambungan, dan sigap saat terjadi gangguan jaringan. 

Karena peran vitalnya, operator telepon dihormati dan diberi gaji yang layak, terutama di hotel-hotel mewah, kantor pemerintah, dan perusahaan besar.

Namun, ketika sistem telepon otomatis mulai diperkenalkan pada akhir abad ke-20, pekerjaan ini perlahan kehilangan peran. 

4. Penjual Koran di Lampu Merah

Percaya atau tidak, penjual koran dulu bisa menghasilkan uang yang cukup besar dari pelanggan setia harian. Mereka biasa berdiri di sudut jalan, terminal, hingga lampu merah dengan setumpuk koran di tangan. 

Setiap pagi, wajah mereka menjadi pemandangan rutin bagi para pekerja yang melintas menjadi bagian dari ritme kehidupan kota.

Tak sedikit penjual koran yang memiliki wilayah langganan sendiri dan dikenal oleh pelanggan tetap. Semakin cepat mereka menyebarkan koran pagi, semakin besar pula penghasilannya. 

Bahkan, beberapa dari mereka bisa hidup layak hanya dari menjual koran, terutama di era sebelum internet merajalela.

Namun, kemajuan teknologi perlahan menggerus eksistensi mereka. Akses berita kini cukup melalui ponsel, gratis, dan bisa diperbarui setiap detik. 

5. Pengelola Penyewaan VCD/DVD

Pernah ada masa di mana menyewa film adalah hiburan paling populer. Setiap akhir pekan, orang-orang akan mampir ke tempat penyewaan VCD atau DVD untuk memilih film favorit, lengkap dengan tumpukan camilan untuk malam panjang di rumah. 

Rak-rak penuh dengan film aksi, drama, horor, hingga kartun anak menjadi daya tarik tersendiri, dan pengelola rental bisa menghasilkan pendapatan besar dari pelanggan tetap.

Beberapa usaha penyewaan bahkan berkembang pesat dan membuka cabang. Mereka menawarkan paket langganan, kartu anggota, dan koleksi film terbaru yang selalu diperbarui. 

Di masa itu, memiliki koleksi VCD lengkap bahkan menjadi simbol status di lingkungan tertentu. Namun, semua berubah sejak kehadiran layanan streaming digital seperti YouTube, Netflix, dan platform serupa. 

6. Tukang Pos Khusus Surat Pribadi

Dulu, menulis dan menerima surat adalah budaya utama komunikasi jarak jauh. Setiap kata yang ditulis di atas kertas membawa emosi, harapan, bahkan rindu yang hanya bisa disampaikan lewat tulisan tangan. 

Tukang pos pun menjadi figur penting dalam rantai komunikasi itu mereka mengantarkan pesan dari satu kota ke kota lain, dari desa terpencil hingga pelosok negeri.

Tukang pos bukan sekadar pengantar, mereka juga sering menjadi jembatan silaturahmi. Ada rasa deg-degan saat menunggu suara sepeda atau motor mereka berhenti di depan rumah, berharap mendapat kabar dari kerabat, kekasih, atau sahabat. 

Di masa itu, surat-surat pribadi memiliki nilai emosional yang tinggi, dan para pengantar surat dihargai atas jasa mereka. Namun, era digital mengubah segalanya. Email, SMS, dan aplikasi pesan instan membuat surat fisik tak lagi dibutuhkan. 

Penutup

Setiap zaman melahirkan kebutuhan baru, dan dunia kerja pun ikut bertransformasi. Profesi-profesi yang pernah berjaya kini mungkin hanya tinggal kenangan, namun mereka tetap bagian dari sejarah perkembangan masyarakat dan teknologi. 

Kehadiran profesi baru yang lebih relevan dengan perkembangan zaman menjadi bukti bahwa dunia ini terus bergerak maju.

Meski beberapa pekerjaan yang dulu bergaji besar sudah punah, mereka memberikan pelajaran berharga tentang bagaimana kita beradaptasi dengan perubahan. 

Teknologi mungkin telah menggantikan banyak peran, tetapi setiap transformasi membuka peluang baru yang tak kalah menarik.

Siapa tahu, profesi yang ada saat ini juga akan berubah dalam beberapa dekade mendatang, menjadi kenangan bagi generasi yang akan datang. 

Seiring waktu, kita pun belajar untuk terus berinovasi dan menjaga agar kita tetap relevan di dunia yang terus berubah.(*)