Makassar, BentengNews.com. Rektor Universitas Hasanuddin Prof.Dr.Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc. menginginkan Penerbitan Kampus “identitas” Unhas menjadi identitas Unhas dari masa ke masa. “identitas” harus selalu ada dan bisa menjadi bagian dari dinamika Unhas dan akan berperan sesuai perkembangan zaman.
“Saya berharap (“identitas”) masuk di dalam rencana strategis (renstra). “identitas” bukan “outsider” (pihak di luar), melainkan di dalam yang kemudian bisa memengaruhi ke dalam dan memperbaiki dan mencerahkan ke luar, serta bermitra dengan informasi yang tidak bisa dihindari. “identitas” harus bisa menggeliat dan bersaing di eranya sendiri,” ujar Prof. JJ – panggilan singkat Jamaluddin Jompa – saat memberikan sambutan pada Rapat Kerja (Raker) Ikatan Keluarga Kecil Alumni (IKKA) “identitas” Unhas di Gedung Ipteks Kampus Tamalanrea, Sabtu (9/8/2025) seperti dilaporkan wartawan senior, M Dahlan Abubakar, yang ikut dalam raker tersebut.
Raker yang dihadiri Ketua Umum IKKA “identitas” Unhas Prof.Dr. Amran Razak, S.E.,M.Se., Wakil Ketua Ir.Syawaluddin Arief, Sekjen IKKA “Identitas” Prof.Dr.drg. Andi Arsunan Arsin, M.Kes, mantan Ketua IKKA “identitas” Unhas Prof.Dr. SM Noor, S.H.,M.H., Ketua Penyunting “identitas”, senior “Identitas” M.Dahlan Abubakar, Dr. Ahmad Bahar, ST, M.Si, Redpel “Identitas” Muhammad Nur Ilham, dan sejumlah alumni dan senior “Identitas” Unhas.
Prof. JJ mengakui, pentolan “identitas” merupakan orang-orang hebat semua. Namun kondisi pada masa lalu itu harus disesuaikan dengan situasi saat ini, ketika semua orang bisa menulis apa saja dengan berbagai platform dan tidak bisa dilarang dan dihentikan. “Identitas” adalah refleksi kita dalam sejarah kolomnis di Unhas berekspresi di media.
“Saya harapkan adik-adik berlomba masuk di “identitas” karena di situ memiliki sisi strategis yang bisa bersaing dengan media-media lain. Juga memiliki keunggulan komparatif. Harus dicari di mana mis, di mana relung, dan peran strategis yang unik yang harus diambil oleh “identitas”,” ujar Prof. JJ.
Ia menegaskan, jika orang ingin mengembangkan suatu kebaikan dan “critical thinking” (pemikiran kritis) terhadap Unhas, tidak apa-apa. Silakan. Di sinilah mimbar akademis untuk kemudian kita ekspresikan melalui ciri khas “identitas”. Pemikiran-pemikirannya harus merefleksikan yang strategis dan taktis. Isu-isu nasional tidak apa-apa kita bahas di “identitas”. Prof. JJ mencontohkan ketika Danantara ingin mendirikan universitas, ”Identitas” bisa mengeluarkan pemikiran kritis, dengan catatan ketika Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN BH) begitu sulit mendapatkan penganggaran agar bisa mengurangi uang kuliah tunggal (UKT) di Kawasan Timur Indonesia yang miskin, perguruan tinggi kita berada di papan atas, orangnya hebat-hebat, memang kekurangan dana, dan kita harus “fight” (berjuang) untuk itu agar bisa berkualitas.
“Loh, ketika pemerintah merasa punya dana dan bisa membantu kita memperjuangkan pengembangan universitas, malah ingin membuat perguruan tinggi sendiri. Menggandeng.misalnya, universitas dari luar negeri. Itu kan kurang bagus dan “identitas” bisa berpikir kritis di arena itu yang memberi manfaat mencerahkan publik. Tentu saja bagi Unhas merupakan posisi yang “smart” (cerdas), karena memang “critical thinking”-nya di situ. Apa urgensinya membuat satu universitas menggunakan dana dan anggaran ketika universitas yang ada ini, seperti Unhas yang berada di Kawasan Timur Indonesia dengan posisinya yang sangat kuat, dukungan pemerintah terus menurun. Hal-hal seperti ini bisa kita bahas,” ujar JJ.
Masih banyak yang lain, yang membuat “identitas” lebih berbeda. Isu ini tidak mungkin dibahas oleh hanya sekadar teman-teman yang punya media sosial (medsos) sendiri. Itu tidak mungkin, membutuhkan diskusi-diskusi yang matang dan jika perlu mendatangkan narasumber.
“Tidak mungkin saya curhatkan pada forum resmi, karena ada atasan saya, menteri dan dirjen. Tetapi kalau “”identitas” ada mimbar akademis untuk kembali eksis dalam narasi-narasi yang bernas dalam diskusi-diskusi yang bernas. Yang penting adalah kemapanan berpikir dari masa ke masa,dan seperti Prof. Amran Razak, Ketua Umum IKKA “identitas” memiliki kapasitas berpikir yang luas,” ungkap Rektor Unhas.
Dalam raker ini telah menyampaikan paparannya Sekjen IKKA “identitas” Unhas Andi Arsunan Arsin, Farid Ma;ruf Ibrahim, Muchlis Amans Hadi, M.Dahlan Abubakar, Syawaluddin Arief, dipandu Amran Razak.
Arsunan Arsin yang membacakan produk raker menyebutkan, sejumlah masukan yang akan dilaksanakan Pengurus IKKA “identitas” Unhas periode 2024-2028 yakni, mengagendakan studi banding ke media kampus satu perguruan tinggi negeri PTN BH, “identitas” menjadi mitra kritis dan strategis Unhas yang memberikan solusi sebagai mata dan telinga ketiga bagi Unhas, melaksanakan diskusi akademik tentang topik yang aktual dan dimedia-online-kan, pengadaan foto para pemimpin redaksi (pemred) dan redaktur pelaksana (redpel) “identitas” dan dipajang di rumah kecil (rucil) “identitas”, menyediakan bank data (database) alumni, menyediakan kolom “suara alumni” di “identitas”, dan melaksanakan pertemuan silaturahim bulanan.
Pada kesempatan itu, M.Dahlan Abubakar selaku penulis (bersama Nur Ainun Afiah) menyerahkan buku “Apa dan Siapa Kru ‘identitas’ setebal 711 halaman, yang diterbitkan bertepatan dengan setengah abad usia media kampus ini kepada Prof.Dr.Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc. (MDA).